9 Cara Menata Lahan Miring Dengan Menggunakan Metode SALT

9 Cara Menata Lahan Miring Dengan Menggunakan Metode SALT - Metode Sloping Agriculture Land Technology (SALT) adalah salah satu teknik untuk menata lahan miring yang diperuntukan bagi kegiatan pertanian. Selama ini pemanfaatan lahan miring dalam bentuk kebun maupun sawah berundak memiliki resiko erosi dan tanah longsor yang tinggi. Sehingga banyak petani yang kurang berminat untuk membudidayakan tanaman pangan mereka lebih memilih menanami lahan tersebut dengan tanaman yang keras.

Sedangkan di sisi lain kebutuhan pangan semakin tinggi, mengingat jumlah populasi penduduk semakin meningkat setiap harinya. Oleh karenanya ekstenfikasi lahan pertanian pangan jadi satu diantara pilihan yang tidak dapat dijauhi. Hingga pemakain lahan miring untuk aktivitas pertanian menjadi salah satu pilihan yang realitis di tengah keterbatasaan lahan yang ada.

Pada tahun 1971 di Filipina dikenalkan metode untuk menahan lahan miring.oleh Mindanao Baptist Rursl Life Center (MBRLC). Di kemudian hari, teknik yang yang populer di sebut dengan SALT diakui sebagai salah satu metode yang terbaik dalam menata lahan miring. Teknik SALT diyakini dapat meminimalisir erosi, mengembalikan kesuburan tanah dan membantu mengembalikan struktur tanah, membutuhkan tenaga yang rendah sehingga cocok untuk lahan yang sempit, dan tidak membutuhkan modal yang besar.

1. Membuat alat kerja


Hal pertama yang harus di lakukan adalah membuat alat kerja yang dinamakan Frame A. Frame A adalah sebuah alat yang berbentuk seperti huruf A dan dibuat dari kayu atau bambu. Cara membuat Frame A adalah dengan memilih tongkat kayu atau bambu yang kuat tetapi jangan terlalu besar, kemudian potonglah tongkat tersebut dengan panjang 1,5 meter sebanyak 2 buah, yang nantinya akan berfungsi sebagai kaki penopang.

Kemudian buat lagi potongan tongkat dengan panjang 1/2 meter, yang akan digunakan sebagai palangan.
Satukan salah satu ujung dari kedua tongkat yang berfungsi sebagai penopang bisa diikat atau dipaku. Kemudiab ujung yang lainya diletakan ditanah yang datar, beri jarak 1 meter antar ujung sehingga membentuk segitiga. Pasang dan ikatkan tongkat yang ketiga pada segitiga tersebut sehingga membentuk huruf A. Kemudian paku atau ikat dengan erat. Frame A telah siap digunakan.

2. Membuat garis lintasan


Membuat garis lintasan di Lahan Miring

Menemukan titik lintasan

Tahap berikutnya untuk menata lahan miring adalah menetukan titik-titik lahan lintasan. Sebaiknya untuk menentukan titik lintasan dilakukan oleh dua orang, satu orang memegang alat frame dan satunya lagi menancapkan patok titik yang telah ditandai.

Pertama-tama potonglaj tongkat kayu atau bambu sepanjang 30 cm yang digunakan sebagai patok atau tiang pancang. Banyaknya patok tergantung dengan kebutuhan berdasarkan luas lahan yang akan kita tata. Kemudian bersihkan lahan dari semua rintangan dan semak belukar agar memudahkan untuk menemukan titik lintasan dan pemberian tanda.

Pilih sembarang titik dimana garis lintasan akan dibentuk. Mulailah pembuatan titik lintasan dari areal yang tinggi. Langkah-langkah mengerjakannya sebagai berikut, letakan salah satu sisi ( anggap saja kaki belakang) dari Frame A diatas tanah, lalu cari tempat untuk meletakan sisi yang lainya (anggap saja kaki depan) di atas tanag yang tingginya sama dengan kaki belakang. Untuk memaastikan ketinggian kaki belakang dan kaki depan gunakan benang yang diikatakan pada ujung Frame A bagian atas.

Ketika kita telah dapat meletakan kedua kaki Frame A dengan ketinggian yang sama, itu berati kita telah menemukan titik lintasan. Berilah tanda dengan menggunakan patok pada kaki bagian belakang, selanjutnya putarlah kaki belakang Frame A dimana kaki bagian depan berfungsi sebagai poros, ingat jangan sampai diangkat.  Sekarang kaki belakang menjadi kaki depan, kaki depan menjadi kaki belakang.

Carilah ketinggian yang sama dan kaki yang menjadi sebagai porosnya. Kemudian sekarang angkat bagian poros dan ditandai dengan patok. Begitu seterusnya untuk menemukan titik-titik lintasan.

Menentukan garis lintasan

Gerakan secara terus menerus Frame A ke arah depan seperti cara di atas. Berilah tanda dengan menggunakan patok di setiap titik-titiknya, lakukan hingga tiba pada titik terakhir dilahan yang akan digunakan. Kemudian tarik garis yang menyambungkan titik-titik yang telah dibuat. Sekarang garis lintasanpun sudah dapat ditemukan.

Mengatur jarak antar garis lintasan

Lakukan langkah membuat garis lintasan seperti cara di atas untuk membuat garis lintasan dibawahnya. Semakin dekat batas garis antar lintasan maka peluang untuk erosi semakin berkurang. Selain itu juga membuat peluang untuk memproduksi unsur hara dalam bentuk biomassa semakin besar dan memungkinkan tanaman tumbuh dengan baik.

Terdapat dua ketria untuk menentukan jarak garis lintasan yaitu garis vertikal dan garis horizontal. Apabila di lakukan secara vertikal sebaiknya garis berikutnya tidak boleh lebih dari 1 meter dibawahnya untuk mencegah terjadinya erosi berlebihan. Pada bagian yang memiliki kemiringannya ekstrim atau curam, jaraknya harus lebih pendek.

Sementara itu pada bagian lahan yang datar sebaiknya jarak horizontal antar garis tidak lebih dari 5 meter untuk memaksimalkan managemen keseburan tanah. 

Menyiapkan garis lintasan

Setelah selesai membuat garis-garis lintasan, selanjutnya melakukan pengolahan tanah atau pembajakan diantara garis-garis lintasan. Pembajakan dilakukan secara memanjang mengikuti alur garis hingga ke ujung lahan. Usahakan lebar areal pembajakan tidak lebih dari 1 meter. Tidak usah di paksakan untuk membajak seluruh areal di antara garis lintasan. Sisa-sisa areal yang tidak kena bajak malah berfungsi sebagai penahan erosi, karena akan diperuntuhkan menjadi tanaman penyeling.

Garis-garis lintasan yang telah dibuat akan membentuk pola bedengan dengan sendirinya atau terasering yang mengikuti kontur permukaan lereng gunung atau lahan miring. Dengan mengikuti bentuk kontur asli akan mengurangi resiko erosi dan tanah longsor.

3. Menanam tanaman sumber nitrogen

Di setiap garis lintasan dibuat dua buah alur dengan jarak 1/2 meter, sehingga membentuk lintasan yang disebut gang. Tanamlah tanaman yang mengandung unsur nitrogen pada setiap gang. Salah satu jenis tanaman yang banyak mengandung unsur nitrogen adalah tanaman pagar leguminosa. Tanaman leguminosa mampu tumbuh di areal yang tandus dan kering. Karena hal tersebut membuat tanaman ini sangat baik untuk mengembalikan keseburan tanah pada perbatasan aliran sungai, lahan yang miring dan sudah gundul.

Contoh lain dari tanaman yang mengandung nitrogen adalah Flemingia macrophylla, Desmodium rensonii, Gliricidia sepium, dan Calliandra calothyrusus. Contoh tanaman-tanaman tersebut merupakan jenis tumbuhan campuran nitrogen sebagai tanaman pagar yang baik pada pertanian SALT. Namun juga harus diingat pilih tanaman tumbuhan nitrogen yang cocok dengan iklim dan kondisi tanah.

4. Mengolah lahan altrenatif gang

Jika kita berkeinginan untuk menanami gang, sebelum tumbuhan pelengkap nitrogen tumbuh dengan baik, sebaiknya olahlah pada gang dengan berselang-seling, misalnya gang ke 2,4,6,8 dan seterusnya. Pengolahan alternatif ini akan mecegah terjadinya erosi karena gang tidak perlu dibajak akan menahan tanah yang dibajak. Jika tanaman nitrogen sudah tumbuh dengan baik maka kita sudah bisa menanami tanaman di setiap gang.

5. Menanam tanaman-tanaman permanen

Tanamilah tanaman permanen di setiap gang ke-3, tanaman permanen bisa di tanaman bersamaan dengan tanaman yang mengandung usur nitrogen. Hanya pada titik-titik kosong yang digali dan ditanami, maka lahan sudah siap diolah secara maksimal. Contoh dari tanaman permanen adalah, durian, manggis, pisang, rambutan, duku, atau tanaman lain yang memiliki tinggi yang sama. Sebaiknya tanaman yang pohonnya tinggi ditanam dilereng yang paling bawah sedangkan tanaman yang pohonnya pendek ditanam di lereng atas.

6. Menanam tanaman yang berumur pendek dan sedang

Dalam menata lahan miring pilihlah tanaman yang umurnya pendek atau sedang diantara gang atau tanaman permanen. Tanaman-tanaman jenis ini menjadi sumber makanan sehari-hari atau juga sebagai pendapatan rutin sambil menunggu tanaman permanen hingga menghasilkan buah. Contoh tanaman-tanaman yang berumur pendek adalah jahe, kacang kedelai, kacang tanah, melon, semangka, padi dan lain-lain. Untuk menghindari dari tajuk, tanaman yang pendek harus di tanam jauh dari tanaman yang tinggi.

7. Merapikan secara rutin tanaman yang mengandung usnur nitrogen

Pangkaslah tanaman campuran nitrogen secara teratur sekali dalam sebulan atau 1,5 meter dari tanah. Biarkan potongan-potongan daun dan tangkai tanaman nitrogen di atas permukaan tanaman produksi. Hal ini sangat penting untuk mecegah air hujan yang jatuh.

8. Menerapkan  rotasi tanam

Jalan yang baik untuk melakukan rotasi tanam adalah dengan menanam tanaman serealia (gandum-ganduman), stelah itu menanam tanaman akar seperti ubi, kentang, wortel dan lain-lain, selanjutnya menanam tanaman jenis kacang-kacangan. Kemudian menanam tanaman buah-buahan seperti melon, semangka, cabai, terong, timun dan lain-lain. Dengan cara ini kesuburan tanah dapat terpelihara dan mata rantai hama juga bisa terputus.

9. Membangun teras hijauan

Langkah terakhir untuk menata lahan miring adalah yaitu mencegah erosi. Hal yang paling penting untuk dilakukan adalah merawat tanaman pagar agar tetap tumbuh dengan sehat. Jika kita merawat kita merawatnya dengan baik maka semakin lama tumbuhan perlengkap nitrogen bekerja dengan baik. Areal juga akan terlihat hijau dan sangat indah. Perpaduan seni, keindahan, alam yang lestari, serta panen yang melimpah akan terwujud dengan teknik SALT.

Subscribe to receive free email updates: