7 Panduan Cara Budidaya Bawang Merah

7 Panduan Cara Budidaya Bawang Merah - Bawang merah ( Allium ascalonicum ) merupakan tanaman hortikultura musiman yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Namun pada saat – saat tertentu sering mengalami banjir produksi sehingga harganya anjlok. Untuk menghindari fluktuasi harga yang merugikan petani, perlu melakukan upaya untuk budidaya bawang merah di luar musim.
7 Panduan Cara Budidaya Bawang Merah

Tanaman bawang merah sangat menyukai daerah yang memiliki iklim kering dengan sinar matahari yang cukup dan udara sedikit panas antara 250 – 3200C . Tanah yang paling cocok untuk tanaman bawang merah adalah tanah yang subur, gembur, serta mengandung banyak humus atau bahan organic, selain itu tanah harus memiliki sirkulasi udara yang baik, dapat mengalirkan air dengan baik.

Cara Budidaya bawang merah dengan baik :

1. Tahapan penanaman

Agar dapat menghasilkan umbi yang kualitas yang baik di perlukan teknik penanaman yang tepat. Yaitu dengan cara ( waktu tanam yang tepat, pemilihan bibit, pengolahan tanah, teknik menanam, menyiram, penyiangan dan pengembunan tanah, pemupukan serta perawatan hama dan penyakit ).

2. Waktu tanam

Waktu tanam yang baik adalah saat musim kemarau, tetapi kareana untuk pertumbuhannya bawang merah banyak membutuhkan air maka harus di lengkapi dengan sistem pengairan yang baik agar bawang merah tidak kekurangan air ataupun kelebihan air.

Lakukan penanam pada saat cuaca sedang cerah karena apabila di tanam pada saat pancaroba atau pergantian musim tanaman akan patah – patah pada ujung-ujung daun seperti terbakar. Karena pada saat pancaroba sering terjadi angin kering dan angin itu lah yang membuat tanaman menjadi rusak.

Disarankan juga jangan menanam bawang merah ketika sedang berkabut. Karena udara berkabut dapat menimbulkan penyakit yang di sebabkan oleh jamur.

3. Pemilihan bibit

Bibit bawang merah yang baik adalah bibit yang sudah di simpan 2 – 3 bulan dan berasal dari tanaman bawang merah yang di panen pada usia 70 – 90 hari. Karena pertumbuhan umbi yang dijadikan bibit sudah memiliki titik – titik tumbuh akar. Umbi tersebut harus berasal dari tanaman yang sehat dengan ciri – ciri terlihat cerah, segar, tidak kisut, dan tidak terdapat warna hitam yang menjadi tanda adanya penyakit jamur.

Jangan menggunakan umbi yang terlalu kecil karena akan membuat pertumbuhan tanaman kurang baik dan hasilnya sedikit. Umbi juga harus beukuran seragam tidak terdapat luka.Sebelum di lakukan penanaman potong bagian ujung umbi sekitar 1/3 – 1/4 bagian dari panjang umbi. Kulit luar umbi yang mengering dan sisa – sisa akar di buang.

Hal ini bertujuan agar pertumbuhan umbi merata, merangsang tumbuhnya tunas dan pertumbuhan tanaman itu sendiri, serta merangsang pertumbuhan umbi samping dan mendorong terbentuknya anakan. Untuk mencegah pembusukan sebelum di tanam luka bekas pemotongan di keringkan dahulu.

4. Pengolahan tanah

Pengolahan tanah bertujuan untuk penggemburan tanah, menghilangkan tanaman pengganggu, serta membuat sistem penyerapan air. Pengolahan tanah dilakukan sebelum proses penanaman. Cara menggemburkan tanah menggunakan cangkul, bajak atau traktor jika lahan terbilang cukup luas.
Pengolahan tanah untuk bawang merah
Selanjutnya di buat bedengan – bedengan dengan menempatkan parit di antara bedengan tersebut. Fungsi parit adalah sebagai tempat air masuk dan untuk membuang air yang berlebihan. Lebar bedengan sekitar 100 – 120 cm. Untuk panjang bedengan dan panjang parit sudah barang tentu di sesuaikan dengan luas lahan.

Seminggu sebelum penanaman bawang merah tanah bedengan harus di beri pupuk kandang atau pupuk kompos kemudian di ratakan. Tepat sehari sebelum proses penanaman lahan diairi secukupnya sehingga cukup untuk du tanami.

5. Teknik menanam

Untuk menanam bawang merah bedengan yang sudah siap di beri lubang – lubang dengan kedalaman kurang lebih sama dengan bibit bawang merah. Jarak tanam sekitar 15 cm x 15 cm. Selanjutnya umbi bibit di masukan ke dalam lubang dengan meletakan bagian ujung pada sisi atasnya.

Jangan menanam bibit terlalu dalam karena mempermudah pembusukan. Ujung umbi sebaiknya di tutup dengan sedikit tanah sebab apabila terlalu banyak akan menghambat pertumbuhana tanaman.

    a. Penyiraman
Tanaman bawang merah harus di siram setiap hari sampai daun pertama tumbuh, penyiraman di lakukan dua hari sekali yaitu pagi dan sore.
Penyiraman dapat dilakukan sehari sekali saat tanaman bawang merah sudah berumur 50 hari.

    b. Penyiangan dan penggemburan tanah
Seperti dengan tanaman – tanaman lain bawang merah juga harus di siangi untuk membuang gulma. Penyiangan di lakukan dengan cara mencabuti gulma.

Selama masa pertumbuhan penyiangan di lakukan selama 2 kali. Penyiangan pertama di lakukan ketika tanaman berumur 2 – 4 minggu sedangkan penyiangan kedua dilakukan ketika tanaman berumur 5 – 6 minggu.

    c. Pemupukan
Pupuk bawang merah bisa menggunakan pupuk alami atau buatan. Pemupukan di lakukan dua tahap yaitu pada saat sebelum penanaman dan setelah penanaman.

6. Pengendalian hama dan penyakit

Pencegahan hama dilakukan dengan cara pemberian obat pembasmi serangga dengan dosis 2 ml/liter air. Untuk penyakit yang menyerang tanaman bawang merah adalah bercak ungu yang di sebabkan oleh jamur. Gejala yang terlihat adalah dengan adanya bercak – bercak putih kelabu pada daun yang kemudian berubah menjadi coklat.

7. Proses panen

Ciri – ciri tanaman bawang merah siap panen adalah setelah batang lemas atau roboh normalnya ini terjadi pada saat tanaman bawang merah berumur 60-90 hari.

Lalu ciri lainya adalah bentuk umbi yang sempurna, sebagian sudah terlihat di permukaan tanah, umbi sudah berwana merah tua atau keungungan dengan bau yang khas bau bawang merah.

Setelah di panen bawang merah harus di jemur selama seminggu atau dua minggu agar buah menjadi tahan lama. Setelah siap simpan bawang merah di dalam karung jala – jala.

Subscribe to receive free email updates: