6 Panduan Lengkap Cara Mudah Beternak Belut

6 Panduan Lengkap Cara Mudah Beternak Belut
6 Panduan Lengkap Cara Mudah Beternak Belut - Belut merupakan binatang air yang digolongkan dalam kelompok ikan. Berbeda dengan jenis ikan yang lainnya, belut bisa hidup di dalam lumpur dengan sedikit air. Belut mempunyai dua sistem pernapasan yang membuatnya bisa bertahan dalam kondisi tersebut. Di Indonesia jenis belut yang paling dikenal adalah belut sawah (Monopterusalbus), selain itu ada beberapa daerah dikenal juga dengan belut rawa (aleSynbranchus  bengalensis).

Cara mengetahui perbedaan belut sawah dan belut rawa cukup mudah hanya dengan melihat postur tubuhnya saja sudah dapat mengetahuinya. Tubuh belut sawah lebih pendek dan gemuk sedangkan belut rawa memiliki tubuh yang panjang dan ramping. Belut sawah mengandung protein yang tinggi hal ini yang membuat belut sawah banyak yang menggemari.

1. Pemelihan Bibit Belut

Ada dua cara mendapatkan bibit belut yaitu dari hasil tangkapan disawah dan dari hasil budidaya. Bibit dari hasil tangkapan memiliki kelemahan yaitu ukurannya yang tidak sama dan kemungkinan belut mengalami trauma. Namun belut hasil tangkapan juga memiliki kelebihan yaitu rasanya lebih gurih sehingga harga jualnya lebih tinggi.

Sedangkan kekurangan bibit dari hasil budidaya adalah harga jual yang lebih rendah jika dibandingkan dengan bibit belut dari hasil tangkapan. Sedangkan kelebihannya adalah ukurannya bisa seragam, bisa menyediakan dalam jumlah yang banyak, selain itu bibit hasil budidaya memiliki daya tumbuh yang relatif sama karena berasaldari induk yang seragam.

Bibit belut yang baik harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

  1. Usahakan ukuran bibit yang digunakan seragam untuk menghindari kanibalisme (saling memangsa).
  2. Memiliki gerakan yang aktif.
  3. Tidak cacat atau luka secara fisik.
  4. Bebas dari penyakit.

 2. Mempersiapkan Kolam Untuk Beternak Belut


Beternak belut dapat dilakukan dalam kolam permanen maupun kolam semi permanen. Kolam permanen yang sering digunakan adalah kolam tembok, kolam tanah, dan sawah. Sedangkan kolam semi permanen yang sering digunakan adalah kolam terpal, kontainer plastik, drum, dan jaring.

Namun kali ini kita akan membahas beternak belut dikolam tembok. Kolam tembok relatif lebih kuat jika dibandingkan dengan jenis kolam lainnya dan memiliki umur ekonomis selama 5 tahun. Pada umumnya kolam tembok dibuat berbentuk persegi, berupa bak yang ditanam di tanah maupun dipermukaan. Tidak ada ukuran yang baku untuk membuat kolam tembok hanya disesuaikan dengan keadaan ruang dan kebutuhan.

Buat kolam dengan kedalaman 1-1,25 meter kemudian diisi dengan air dan media kira-kira 60-80 cm. Lubang pengeluaran dibuat dari pipa yang agak besar agar mempermudah untuk mengganti media tumbuh. Sebelum digunakan kolam tembok harus dicuci berulang-ulang sampai bau semen pada kolam hilang. Setelah itu rendam kolam selama beberapa hari dan berikan pelepah pisang, untuk menetralisir racun-racun yang tersisa.

 3. Pembuatan Media Tumbuh


Dalam habitat aslinya belut sering dijumpai di perairan berlumpur, lumpur menjadi tempat perlindungan bagi belut. Jadi didalam kolam peternakan pun belut membutuhkan media tumbuh berupa lumpur. Media tumbuh dapat dibuat dari lumpur sawah, kompos, pupuk kandang, humus, sekam padi, jerami padi, pelepas pisang, tanaman air, dan mikroba dekomposer.

Untuk membuat media tumbuh ini tidak menggukan takaran melainkan sangat tergantung pada pengalaman dan kebiasaan. Berikut adalah cara membuat media tumbuh untuk beternak belut:

  • Bersihkan kolam, kemudian keringkan.
  • Letakan jerami yang telah dirajang pada dasar kolam kurang lebih 20 cm.
  • Kemudian letakan pelepah pisang yang telah dirajang setebal 6 cm diatas jerami.
  • Tambahkan campuran pupuk kandang,  kompos atau tanah humus setebal 20-25 cm diatas pelepah pisang. Pupuk organik berguna untuk memicu pertumbuhan biota yang bisa menyediakan makanan alami untuk belut.
  • Siram media tumbuh tersebut dengan menggunakan cairan bioaktivator atau mikroba dekomposer, misalnya EM4.
  • Timbun dengan menggunakan lumpur sawah atau lumpur rawa setebal 10-15 cm. Biarkan media tumbuh ini hingga 1-2 minggu agar terfermentasi dengan sempurna.
  • Alirkan air bersih selama 3-4 hari pada media tumbuh yang sudah terfermentasi untuk menghilangkan racun-racun yang ada. Setel debit air jangan terlalu deras agar tidak terjadi erosi.
  • Setelah itu genangi media tumbuh dengan air bersih dengan kedalam 5 cm dari permukaan. Pada kolam tersebut bisa diberikan tanaman air seperti enceng gondok tetapi jangan terlalu rapat.

4. Penebaran Bibit

Belut merupakan hewan yang mudah diternakan dalam kepadatan tinggi. Kepadatan tebar untuk bibit belut berukuran panjang 10-12 cm sekitar 50-100 ekor/m2. Penebaran bibit dilakukan pada pagi atau sore hari untuk menghindari sters. Bibit yang berasal dari alam sebaiknya dikarantinakan terlebih dahulu selama 1-2 hari.

Proses karantina dikakukan dengan meletakan bibit didalam air bersih yang mengalir. Selama masa karantina belut diberi pakan berupa kocokan telur. Atur sirkulasi dengan baik, jangan terlalu deras yang penting terjadi sirkulasi air itu saja sudah cukup. Kedalaman air juga haruas diperhatikan jika air terlalu dalam belut akan lebih kurus karena belut sering beranang kepermukaan untuk mengambil oksigen.

5. Pemberian Pakan

Pemberian pakan harus dilakukan secara teratur jangan sampai terlambat agar tidak berakibat fatal apalagi pada belut yang baru ditebar. Takaran pakan harus sesuai dengan berat populasi belut, secara umum belut membutuhkan pakan sebanyak 5-20% dari bobot tubuhnya setiap harinya.

Berikut adalah takaran pakan untuk belut sesuai dengan umurnya (untuk populasi belut 10 kg):
  1. Umur 0-1 bulan: 0,5 kg
  2. Umur 1-2 bulan: 1kg
  3. Umur 2-3 bulan: 1,5 kg
  4. Umur 3-4 bulan: 2 kg

Pakan untuk beternak belut dibedakan mejadi dua macam yaitu pakan hidup dan pakan mati. Pakan hidup untuk bibit belut berupa larva seperti zooplankton, cacing, kutu air, kecebong, larva ikan, dan larva serangga. Sedangkan untuk belut yang sudah dewasa bisa diberi pakan hidup berupa ikan, katak, serangga, kepiting yuyu, keong, dan bekicot.

Untuk pakan mati belut bisa diberikan cincangan bekicot, ikan rucah, cincangan kepiting dan pelet. Sebaiknya pemberian pakan mati diberikan setelah pakan direbus. Pemberian pakan lebih efektif diberikan pada sore hari karena belut merupakan hewan nokturnal.


 6. Proses Panen Beternak Belut

Untuk beternak belut tidak ada patokan seberapa besar belut dikatakan siap dikonsumsi. Tetapi secara umum pasar domestik biasanya menginginkan belut yang berukuran kecil sedangkan pasar ekspor menginginkan blut yang berukuran lebih besar. Untuk memenuhi keinginnan pasar domestik pembesarab belut membutuuhkan waktuselama 3-4 bulan sedangkan untuk pasar ekspor 3-6 bulan bahkan bisa lebih.

Subscribe to receive free email updates: